Berikut ini adalah penjelasan
anggapan-anggapan manusia tentang jagat raya dan alam semesta sejak dahulu
hingga sekarang seperti Heliosentris,
Antroposentris, Geosentris, Galaktosentris. Penjelasannya
adalah sebagai berikut:
Anggapan Heliosentris
Pandangan
heliosentris (helios = matahari) dianggap sebagai pandangan yang revolusioner
yang menempatkan matahari sebagai pusat alam semesta. Seorang mahasiswa
kedokteran, ilmu pasti dan Astronomi, Nicholas
Copernicus (1473–1543) pada tahun 1507 menulis buku ”De Revolutionibus Orbium
Caelestium” (tentang revolusi peredaran benda-benda langit). Ia mengemukakan bahwa matahari merupakan pusat
jagat raya yang dikelilingi planet-planet, bahwa bulan mengelilingi Bumi dan
bersama-sama mengitari matahari, dan bahwa Bumi berputar ke timur yang
menyebabkan siang dan malam.
Anggapan Antroposentris atau Egosentris
Anggapan
ini dimulai pada tingkat awal manusia atau pada masa manusia primitif yang
menganggap bahwa manusia sebagai pusat alam semesta. Pada waktu menyadari ada
Bumi dan langit, manusia menganggap matahari, bulan, bintang, dan Bumi serupa
dengan hewan, tumbuhan, dan dengan dirinya sendiri.
Anggapan Geosentris
Anggapan
ini menempatkan Bumi sebagai pusat dari alam semesta. Geosentris (geo = Bumi;
centrum = titik pusat). Anggapan ini dimulai sekitar abad VI Sebelum Masehi
(SM), saat pandangan egosentris mulai ditinggalkan. Salah seorang yang
mengemukakan anggapan geosentris adalah
Claudius Ptolomeus. Ia melakukan observasi di Alexandria,
kota pusat
budaya Mesir pada masa lalu. Ia menganggap bahwa pusat jagat raya adalah Bumi,
sehingga Bumi ini dikelilingi oleh matahari dan bintang-bintang.
Anggapan Galaktosentris
Galaktosentris
(Galaxy = kumpulan jutaan bintang) merupakan anggapan yang menempatkan galaksi
sebagai pusat Tata Surya. Galaktosentris dimulai tahun 1920 yang ditandai
dengan pembangunan teleskop raksasa di Amerika Serikat, sehingga dapat
memberikan informasi yang lebih banyak mengenai galaksi