Laman

Jumat, 20 Juli 2012

Contoh Kerangka Pidato + Teks Pidato


KERANGKA PIDATO
                    
Tema          : Pendidikan
Topik                   : Membangun  pendidikan  bangsa  yang  berkarakter
Judul           : Peringatan  Hari  Pendidikan  Nasional


I.                   PENDAHULUAN
1.     Kalimat  Sapaan
2.     Ucapan  terima  kasih  kepada  hadirin
3.     Ucapan  syukur  kehadapan  Tuhan  Yang  Maha  Esa

II.                ISI
1.     Arti  penting  pendidikan  bangsa  yang  berkarakter
2.     Ajakan  untuk  membangun  pendidikan  bangsa  yang  berkarakter

III.             PENUTUP
1.     Kesimpulan
2.     Permintaan  maaf
3.     Salam  penutup


Hari  Peringatan  Pendidikan  Nasional
            Selamat  pagi  dan  salam  sejahtera  untuk  kita  semua.
Pertama-tama  saya  ucapkan  terima  kasih  kepada  pembawa  acara  karena  telah  memberikan  saya  kesempatan  untuk  menyampaikan  pidato  yang  bertemakan  pendidikan. Saya  juga  mengucapkan  terima  kasih  kepada  hadirin  yang telah  menyempatkan  diri  untuk  hadir  dalam  acara  peringatan  hari  pendidikan  nasional  yang  diperingati  setiap  tanggal  2  mei. Sebelum  saya  menyampaikan  pidato  marilah  kita  memanjatkan  puja  dan  puji  syukur  hehadirat  Tuhan  Yang  Maha  Esa  karena  berkat  rahmat  Beliau  kita  dapat  berkumpul  bersama-sama  dalam  hari  peringatan  pendidikan  nasional  kali  ini.
 “OM  SWASTYASTU”
            Membangun  pendidikan  berkarakter  adalah  cita-cita  dan  harapan  bangsa  ini.  Pendidikan  adalah  hal  yang  mutlak  dan  baku  dibutuhkan, terlepas  dari  pemikiran akan  berhasil  atau  tidaknya  sistem  pendidikan  di Indonesia melahirkan  didikan-didikan  yang  mampu  menjawab  tantangan  jaman  dan  membantu  pemerintah  dalam  membuka  lapangan  pekerjaan  dengan  kemampuan yang  dimiliki. Berbicara  tentang  pembentukan  kepribadian  atau  karakter  tidak  lepas  dengan  bagaimana  kita  membentuk karakter  SDM. Pembentukan  karakter  SDM  menjadi  vital  dan  tidak  ada  pilihan  lagi untuk  mewujudkan  Indonesia  baru,  yaitu  Indonesia  yang  dapat  menghadapi  tantangan  regional  dan  global.  Tantangan  regional  dan  global yang  dimaksud  adalah bagaimana  generasi  muda  kita  tidak  sekedar  memiliki  kemampuan  kognitif  saja, tapi  aspek afektif  dan  moralitas  juga  tersentuh. Untuk  itu,  pendidikan karakter  diperlukan  untuk  mencapai  manusia  yang  memiliki  integritas  nilai-nilai  moral  sehingga  anak-anak  bangsa  dapat  menghormati  sesama,  jujur  dan  peduli  dengan  lingkungan. Pembentukan  karakter  SDM  yang  kuat  sangat  diperlukan  untuk  menghadapi  tantangan   global  yang  lebih   berat.  Karakter   SDM  dibentuk  melalui  proses  pendidikan  formal, non  formal, dan  informal yang  ketiganya  harus  seimbang. Untuk  menyeimbangkan,  peran  pendidik  dalam  pendidikan  karakter  menjadi  sangat  vital  sehingga  anak  didik  atau  SDM  Indonesia  menjadi  manusia  yang  bertanggung  jawab,  religius,  berakhlak  mulia,  kreatif,  moderat,  cerdas,  demokratis,  dan  mandiri  sesuai  dengan  cita-cita  dan tujuan  pendidikan  nasional  serta  watak  bangsa  Indonesia.
          Sebagai  warga  Negara  Indonesia  marilah  kita  bersama-sama  berusaha  membangun  pendidikan  bangsa  yang  berkarakter  dengan  melakukan  upaya  perbaikan  perlakuan  sikap  terhadap  anak  dalam  proses  pendidikan  formal,  informal,  dan  non  formal.  Bangsa   Indonesia  tidak  hanya  sekedar  memancarkan  kemilau  pentingnya  pendidikan, melainkan bagaimana  bangsa  Indonesia  mampu  merealisasikan  konsep pendidikan  dengan  cara  pembinaan,  pelatihan   dan   pemberdayaan   SDM   Indonesia   secara   berkelanjutan  dan  merata.
          Demikianlah  pidato  ini  saya  sampaikan.  Kesimpulan  dari  pidato  ini  adalah  mari  kita  bersama-sama  membangun  Indonesia  yang  baru  yang  berkarakter  dan  memiliki  moralitas  yang  tinggi. Apabila  dalam  menyampaikan  pidato  ada  kata-kata  yang  tidak  berkenan  di  hati  para  hadirin  saya  mohon maaf  yang  sebesar-besarnya  dan  saya  ucapkan  terima  kasih  atas  perhatiannya.
“OM CANTHI, CANTHI, CANTHI, OM”

Faktor Pembentukan Tanah


Faktor Pembentukan Tanah
Ada beberapa faktor pembentukan tanah, diantaranya :
  1. Iklim
o    Suhu
Jika suhu semakin tinggi maka makin cepat pula reaksi kimia berlangsung
o    Curah Hujan
Makin tinggi curah hujan, makin tinggi pula tingkat keasaman tanah
  1. Bahan Induk
    Yang dimaksud bahan induk adalah bahan penyusun tanah itu sendiri yang berupa batuan
  2. Organik
    Bahan organaik berpengaruh dalam pembentukan warna dan zat hara dalam tanah.
  3. Makhluk Hidup
    Semua makhluk hidup berpengaruh. Baik itu jasad renik, tumbuhan, hewan bahkan manusia.
  4. Topografi
    Topografi alam dapat mempercepat atau memparlambat kegiatan iklim. Misalnya pada topografi miring membuat kecepatan air tinggi dan dapat meyebabkan terjadinya erosi.
  5. Waktu
    Lamanya bahan induk mengalami pelapukan dan perkembangan tanah memainkan peran penting dalam menentukan jenis tanah yang terbentuk.

Minggu, 27 Mei 2012

Anggapan-Anggapan tentang Jagat Raya


Berikut ini adalah penjelasan anggapan-anggapan manusia tentang jagat raya dan alam semesta sejak dahulu hingga sekarang seperti Heliosentris, Antroposentris, Geosentris, Galaktosentris. Penjelasannya adalah sebagai berikut:

                                                      Anggapan Heliosentris                

Pandangan heliosentris (helios = matahari) dianggap sebagai pandangan yang revolusioner yang menempatkan matahari sebagai pusat alam semesta. Seorang mahasiswa kedokteran, ilmu pasti dan Astronomi, Nicholas Copernicus (1473–1543) pada tahun 1507 menulis buku ”De Revolutionibus Orbium Caelestium” (tentang revolusi peredaran benda-benda langit).  Ia mengemukakan bahwa matahari merupakan pusat jagat raya yang dikelilingi planet-planet, bahwa bulan mengelilingi Bumi dan bersama-sama mengitari matahari, dan bahwa Bumi berputar ke timur yang menyebabkan siang dan malam.

Anggapan Antroposentris atau Egosentris

Anggapan ini dimulai pada tingkat awal manusia atau pada masa manusia primitif yang menganggap bahwa manusia sebagai pusat alam semesta. Pada waktu menyadari ada Bumi dan langit, manusia menganggap matahari, bulan, bintang, dan Bumi serupa dengan hewan, tumbuhan, dan dengan dirinya sendiri.

Anggapan Geosentris

Anggapan ini menempatkan Bumi sebagai pusat dari alam semesta. Geosentris (geo = Bumi; centrum = titik pusat). Anggapan ini dimulai sekitar abad VI Sebelum Masehi (SM), saat pandangan egosentris mulai ditinggalkan. Salah seorang yang mengemukakan anggapan geosentris adalah Claudius Ptolomeus. Ia melakukan observasi di Alexandria, kota pusat budaya Mesir pada masa lalu. Ia menganggap bahwa pusat jagat raya adalah Bumi, sehingga Bumi ini dikelilingi oleh matahari dan bintang-bintang.

Anggapan Galaktosentris

Galaktosentris (Galaxy = kumpulan jutaan bintang) merupakan anggapan yang menempatkan galaksi sebagai pusat Tata Surya. Galaktosentris dimulai tahun 1920 yang ditandai dengan pembangunan teleskop raksasa di Amerika Serikat, sehingga dapat memberikan informasi yang lebih banyak mengenai galaksi

Minggu, 20 Mei 2012

Mantram Tri Sandhya


Mantram Trisandhyà

Om bhùr bvah svah
Tat savitur varenyam
Bhargo devasya dhimahi
Dhiyo yo nah pracodayàt

Om Nàràyana evedam sarvam
Yad bhùtam yac ca bhavyam
Niskalanko nirañjano nirvikalpo
Niràkhyàtah suddo deva eko
Nàràyano na dvitìyo’sti kascit

Om tvam sivah tvam mahàdevah
ìsvarah paramesvarah
Brahmà visnusca rudrasca
Purusah parikìrtitah

Om pàpo’ham pàpakarmàham
Pàpàtmà pàpasambhavah
Tràhi màm pundarìkàksa
Sabàhyàbhyàntarah sucih

Om ksamasva màm mahàdeva
Sarvapràni hitankara
Màm moca sarva pàpebyah
Pàlayasva sadà siva

Om ksàntavyah kàyiko dosah
Ksàntavyo vàciko mama
Ksàntavyo mànaso dosah
Tat pramàdàt ksamasava màm

Om sàntih, sàntih, sàntih, om